Siswi
kelas XI IIS 3 MAN Menim sedang melakukan pengambilan nilai melalui
praktek tahlil dengan cara yang benar, dibawah bimbimbing bapak
M.Najahan S.Pd.I. Kamis (16/3). "saya sangat berharap dengan diadakannya
praktek ini, teman-teman baik laki-laki maupun perempuan bisa
menerapkannya di lingkungan masyarakat mereka nantinya dan tidak gugup
lagi apabila berbicara di depan umum." ujar Nadya Fitri
Apabila sudah diterapkan di sekolah siswa akan terbiasa dan tidak lagi nerpes saat ditunjuk oleh keluarga atau masyarakat untuk memimpin tahlil. Dengan demikian melalui pembelajaran seperti ini siswa -siswi Man Menim tidak asing lagi untuk memimpin acara -acara islami di lingkungan masyarakat mereka," ujar Andika Nugraha ketua kelas XI IIS 3.
Apabila sudah diterapkan di sekolah siswa akan terbiasa dan tidak lagi nerpes saat ditunjuk oleh keluarga atau masyarakat untuk memimpin tahlil. Dengan demikian melalui pembelajaran seperti ini siswa -siswi Man Menim tidak asing lagi untuk memimpin acara -acara islami di lingkungan masyarakat mereka," ujar Andika Nugraha ketua kelas XI IIS 3.
Naajahan
mengatakan bahwa "Dzikir dan Tahlil yang sudah mentradisi dalam
kehidupan umat Islam Indonesia sejak awal sejarah perkembangan Islam,
mendapat kritikan dan pandangan tidak baik, dikatakan sebagai perbuatan
bid’ah oleh kaum salafi, sedangkan dipihak lain realitasnya menjadi
amalan keseharian atau praktek amaliah yang dianjurkan oleh kaum
ahlussunah waljamaah. Pembahasan tentang perbedaan pandangan mengenai
dzikir dan tahlil itu antara lain; dasar-dasar nash agama yang
membolehkan dzikir dengan suara keras, dzikir secara berjamaah,
menghadiahkan pahala dzikir untuk orang yang meninggal dunia", ujarnya.
"Dengan pratik tahlil ini juga kita harapkan siswa dapat mengetahui Tradisi berdzikir dan bertahlil yang hidup dikalangan kaum ahlusssunah wal jamaah dalam even-even musibah, nikmat dan waktu tertentu disaat akhir shalat dan sebagainya jelas sudah mapan adanya. Masalah yang perlu didakwahkan terus adalah agar pelaksanaan dan bacaan dzikir itu disempurnakan sesuai keidah yang ada", imbuhnya pula (cp/kmd)
"Dengan pratik tahlil ini juga kita harapkan siswa dapat mengetahui Tradisi berdzikir dan bertahlil yang hidup dikalangan kaum ahlusssunah wal jamaah dalam even-even musibah, nikmat dan waktu tertentu disaat akhir shalat dan sebagainya jelas sudah mapan adanya. Masalah yang perlu didakwahkan terus adalah agar pelaksanaan dan bacaan dzikir itu disempurnakan sesuai keidah yang ada", imbuhnya pula (cp/kmd)
No comments:
Post a comment